Teruntuk sahabat...
ada perjumpaan, tentu ada perpisahan. Dan diantaranya pasti ada proses. Di dalam proses itu sendiri terdapat banyak cerita. Susah, senang, air mata dan canda tawa menyelimuti hangatnya persahabatan. Terkadang keakuan diri kita bergerak tanpa memberi celah sedikitpun untuk sedikit berkompromi, tapi di saat yang sama kita belajar untuk saling memahami.
Teruntuk sahabat…
Kebaikanmu adalah kebaikanku, keburukanmu juga keburukanku. Kebaikanmu, adalah saat di mana tanpa canggung engkau memberi contoh untuk memperbaiki keburukanku, bukan menutupinya.
Teruntuk sahabat…
Kita adalah sebuah mahakarya. Kita saling memahami seperti ketiadaan aku dan kamu. Kita adalah gitar, bukan kayu dan senar. Dan hari-hari yang kita lalui bersama adalah alunan nada harmonis lagu yang universal. Tanpa engkau, apalah arti diriku?
Teruntuk sahabat…
Pada akhirnya, kita memiliki jalan masing-masing. Ada awal, pasti ada akhir. Yakinlah ini bukan akhir dari cerita. Ini adalah lembaran awal, dari tebalnya buku sejarah kolosal yang akan kita gores dengan tinta emas dan akan selalu kita ingat sampai akhir nanti...
*dedicated to beloved friends and brothers, Taufik, Ariska, and Fuadi