image source: http://gratefulinsweats.com/feeling-lost-lacking-in-some-direction/
Diawali dengan rasa penasaran di balik geliat wara-wiri kampanye "Yuk Nabung Saham" yang muncul di mana-mana, gw akhirnya ikutan Sekolah Pasar Modal (SPM) yang diadain di Bursa Efek Indonesia. Daftar online, cari hari yang cocok, dateng, belajar. Tips dari gw, langsung aja ambil dua sesi seharian karena yang sesi 1 itu intro doang ehehe.. Oiya jangan lupa siapin duit seratus ribu + materai, bawa aja kira-kira 4 atau 5 karena kita sekalian daftar ke sekuritas, nah uang 100 ribunya nanti masuk ke kas rekening buat transaksi saham.
Setelah SPM, terus mau ngapain? Beli saham perusahaan-perusahaan yang sering kita liat? Sering kita pakai produknya? Betul. Itu yang gw lakukan. Namanya juga nabung saham kan? Liat perusahaan konstruksi di jalan, beli. Lagi mandi pake sabun anu, beli! Wah provider ini kayaknya oke nih di pasaran, beli! (tapi belinya bulan depan nunggu gajian, dan belinya cuma satu lot wekekekek). Sampai pada satu masa di mana IHSG drop dan portfolio merah merona membara menyala-nyala. Harga-harga saham yang bgw beli banyak yang turun harganya. Panik, pusing, rasanya ingin lari ke hutan dan memecahkan gelas!
Mungkin gak gw bukan satu-satunya yang ngerasain kayak gitu? Mungkin ya? Ya? Mungkin sih kayaknya ya? *colek dagu* *towew!* Tapi kayaknya cuma gw doang dah hahahah... Selama ini gw cuma pake feeling berselimutkan spekulasi. Portfolio gw isinya ya gitu, ada yang baguuuus, tapi banyakan yang kurang bagusnya hahah... Kapok? Nyerah? Mungkin yang lain iya, tapi gw nggak.
Satu hal yang gw pelajari, mengutip kata-kata Warren Buffett: "Risiko datang ketika Anda tidak tahu apa yang sedang Anda lakukan". Yak betul, gw gak tau apa yang gw lakukan, kenapa gw beli saham A, kenapa gw milih saham B. Murni spekulasi belaka. Setelah SPM, di sesi dua kan dijelasin tuh mau jadi investor jangka panjang atau jangka pendek (trader)? Kalo gw sih jangka panjang wekekek.. Gw mulai mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang dunia pasar modal dan berkenalan dengan istilah "Value Investing" dan ternyata cocok dan berjodoh, karena ternyata bergelut dengan analisis teknikal beserta istilah-istilahnya sudah cukup membuat saya sakit kepala. Gw gak bilang trading itu sesuatu yang buruk, nggak. Kalo lo cocok, ya shikaat. Jujur gw pengen banget bisa trading, tapi pada akhirnya gw ngerasa itu bukan dunia gw hehe.. Gw pun mulai cari-cari referensi buku-buku di Ebay, mayan banyak buku-buku seken yang murmer. Ada juga bukunya mas Teguh Hidayat, bagus tuh. Selain baca buku, gw juga coba ikut kelas-kelas Value Investing, seperti yang baru-baru ini diadakan di BEI dengan pemateri mas Rivan Kurniawan.
Buat temen-temen yang belum ikutan Sekolah Pasar Modal, segera cari jadwal, daftar. Pepatah Tiongkok mengatakan, waktu terbaik menanam pohon adalah 20 tahun yang lalu, waktu terbaik kedua adalah sekarang. Tapi pastikan, you know what you're doing. Cari referensi sebanyak-banyaknya, ikuti kelas-kelas trading, value investing dan lain sebagainya. Pokoknya portfolio kalian harus hijau bersemi jangan merah merona kayak punya gw wekekekek... |