"Selamat ya mas Panji, Anda diterima di perusahaan kami,"
Begitulah suara dari telepon genggam yang gue angkat sembari menggendong keponakan gue, lebih dari enam tahun silam. Suaranya terdengar begitu lembut dan renyah kayak krupuk kulit, kulit sunat... Betapa tidak, dengan diakhirinya percakapan di telepon tadi, berakhir pula penantian serta pencarian gue yang sebelumnya berstatus pencari kerja. Gue terbuai, melayang di langit ketujuh sehingga saat mbak di telepon menyebutkan sejumlah angka, gue tak terlalu mempedulikan, "Nanti salary mas Panji sejumlah segini, mas Panji setuju?" Mungkin tanpa ditanyapun jawaban gue udah pasti setuju2 aja.
"Mas Panji setuju jadi editor?" Setuju Mbak!
"Mas Panji setuju ganti galon?" Setuju Mbak!
"Mas Panji setuju ngedit 1 juta shift?" Setuju Mbak!
"Oke, terima kasih" Setuju Mbak!
*tut tut tut suara telepon udah ditutup* Setuju Mbak!
Setelah itu ada tukang siomay lewat trus nanya, "Mas, mau beli siomay gak? Harganya sepiring 2 milyar triliun dolar Zimbabwe?" setuju mas siomay!
Begitulah suara dari telepon genggam yang gue angkat sembari menggendong keponakan gue, lebih dari enam tahun silam. Suaranya terdengar begitu lembut dan renyah kayak krupuk kulit, kulit sunat... Betapa tidak, dengan diakhirinya percakapan di telepon tadi, berakhir pula penantian serta pencarian gue yang sebelumnya berstatus pencari kerja. Gue terbuai, melayang di langit ketujuh sehingga saat mbak di telepon menyebutkan sejumlah angka, gue tak terlalu mempedulikan, "Nanti salary mas Panji sejumlah segini, mas Panji setuju?" Mungkin tanpa ditanyapun jawaban gue udah pasti setuju2 aja.
"Mas Panji setuju jadi editor?" Setuju Mbak!
"Mas Panji setuju ganti galon?" Setuju Mbak!
"Mas Panji setuju ngedit 1 juta shift?" Setuju Mbak!
"Oke, terima kasih" Setuju Mbak!
*tut tut tut suara telepon udah ditutup* Setuju Mbak!
Setelah itu ada tukang siomay lewat trus nanya, "Mas, mau beli siomay gak? Harganya sepiring 2 milyar triliun dolar Zimbabwe?" setuju mas siomay!
Terlihat rona bahagia di mata almarhum Ibu sesaat setelah gue ngasitau beliau kabar gembira itu. Sejak saat itu, bahkan sampai hari2 terakhirnya di rumah sakit, memiliki anak yang bekerja di Trans7 menjadi kebanggaan tersendiri untuknya. "Ini anak saya kerja di Trans7 sus.." selorohnya sembari sedikit menahan rasa sakit ketika si suster menancapkan infus di tangannya. Gue cuma bisa menahan haru sambil mesem2 ke suster.
YOU'LL NEVER FEEL ALONE IN EDITOR7 FAMILY
Rewind, eh fast forward + dissolve (JANGAN PAKE FLASH PUTIH!) deng.. Fast forward maju ke sosok gue yang lebih ganteng se-wilayah prapatan cut-to-cut sampe pot ujung booth I (yang mau muntah silakan)... Hingga frame ini, gue masih bangga menjadi karyawan Trans7. Honestly, I almost gave up back when some of my best friends decided to leave. I was so broke up and feel so alone.
Saat itu gue sempet 'ditinggal' sama temen2 deket gue... Mereka satu persatu pada resing eh salah, resign... Aku begitu tak kuasa, aku rapuh, aku bagaikan deburan sagon... Ingin rasanya aku mengikuti jejak mereka, Aku galau, aku dibalut kekhawatiran akan merasa alone, sendiri tanpa siapa2... akan tetapi kekhawatiran itu hanya isapan jempol semata, halusinasi maya yang tak tercitra... Aku masih punya banyak teman di sini yang menemani... Aku tak lagi merasa alone, terimakasih klinik Tong Fang!
Yes, you'll never feel alone in Editor7 Family.
Yoi men, lu gak akan pernah merasa sendiri bersama Editor7, rasa kekeluargaan yang kuat wibisono, kopi hangat dan humor di kala senggang... Semuanya terasa begitu hangat sampai2 saldo rekening yang tipis setiap bulannya benar2 bisa gue lupakan sejenak (6 tahun lebih kira2 lupanya) weeehehehehe...
Waktu kian berlalu... Panas hujan musim terus berganti... Shift editing terus bergulir, berotasi bak roda gerobak tiada henti... Gejolak inflasi dan kondisi politik kian tak menentu, awan hitam menyelimuti keadaan ekonomi gue *haseeeek* Kebutuhan kian hari kian bertambah.. Koleksi jersey butuh tambahan, sneakers pun sama, anak menangis minta susu, apa daya aku tak bisa nete'in jadi biar emaknya aja yg nete'in, aku ekhlas... Kebutuhan2 itu datang bertubi2 tanpa salamlikum, sementara saldo rekening tiap bulannya sudah tak dapat lagi daku lupakan sejenak, justru malah jadi teringat terus hingga sampailah gue kepada sebuah keputusan....
Gue gak mau ngedumel, ngeluh, gue harus cari solusi. Saat itu gue sempet memikirkan beberapa solusi agar kebutuhan2 gue dapat terpenuhi, diantaranya nyopet, begal, sampe ngepet. Jadi pengemis pun sempet pengen nyoba, tapi gue gak cocok pake kerudung, masa pake kerudung brewokan? Dan sayangnya gue terlalu ganteng utk melakukan hal2 bodoh tsb, jadinya gak jadi deh... Gue akhirnya berdiskusi panjang lebar (panjang lebar? luas dooong) dengan istri tercintah, solusinya adalah, mau tidak mau, suka tidak suka, ya resign...
Keputusan yang sangat berat, kira2 2 ton lebih 4 ons... Dibilang betah, ya betah... Dibilang ada masalah, ya gak ada.. Di situ kadang saya merasa sedih... Kini, kesempatan itu datang dan gue benar2 memanfaatkannya. Dan please, jangan jadikan tulisan gue ini motivasi untuk resign juga, karena kebutuhan aku dengan kamu jelas beda, saldo di rekening juga beda kan?
Saat itu gue sempet 'ditinggal' sama temen2 deket gue... Mereka satu persatu pada resing eh salah, resign... Aku begitu tak kuasa, aku rapuh, aku bagaikan deburan sagon... Ingin rasanya aku mengikuti jejak mereka, Aku galau, aku dibalut kekhawatiran akan merasa alone, sendiri tanpa siapa2... akan tetapi kekhawatiran itu hanya isapan jempol semata, halusinasi maya yang tak tercitra... Aku masih punya banyak teman di sini yang menemani... Aku tak lagi merasa alone, terimakasih klinik Tong Fang!
Yes, you'll never feel alone in Editor7 Family.
Yoi men, lu gak akan pernah merasa sendiri bersama Editor7, rasa kekeluargaan yang kuat wibisono, kopi hangat dan humor di kala senggang... Semuanya terasa begitu hangat sampai2 saldo rekening yang tipis setiap bulannya benar2 bisa gue lupakan sejenak (6 tahun lebih kira2 lupanya) weeehehehehe...
Waktu kian berlalu... Panas hujan musim terus berganti... Shift editing terus bergulir, berotasi bak roda gerobak tiada henti... Gejolak inflasi dan kondisi politik kian tak menentu, awan hitam menyelimuti keadaan ekonomi gue *haseeeek* Kebutuhan kian hari kian bertambah.. Koleksi jersey butuh tambahan, sneakers pun sama, anak menangis minta susu, apa daya aku tak bisa nete'in jadi biar emaknya aja yg nete'in, aku ekhlas... Kebutuhan2 itu datang bertubi2 tanpa salamlikum, sementara saldo rekening tiap bulannya sudah tak dapat lagi daku lupakan sejenak, justru malah jadi teringat terus hingga sampailah gue kepada sebuah keputusan....
Gue gak mau ngedumel, ngeluh, gue harus cari solusi. Saat itu gue sempet memikirkan beberapa solusi agar kebutuhan2 gue dapat terpenuhi, diantaranya nyopet, begal, sampe ngepet. Jadi pengemis pun sempet pengen nyoba, tapi gue gak cocok pake kerudung, masa pake kerudung brewokan? Dan sayangnya gue terlalu ganteng utk melakukan hal2 bodoh tsb, jadinya gak jadi deh... Gue akhirnya berdiskusi panjang lebar (panjang lebar? luas dooong) dengan istri tercintah, solusinya adalah, mau tidak mau, suka tidak suka, ya resign...
Keputusan yang sangat berat, kira2 2 ton lebih 4 ons... Dibilang betah, ya betah... Dibilang ada masalah, ya gak ada.. Di situ kadang saya merasa sedih... Kini, kesempatan itu datang dan gue benar2 memanfaatkannya. Dan please, jangan jadikan tulisan gue ini motivasi untuk resign juga, karena kebutuhan aku dengan kamu jelas beda, saldo di rekening juga beda kan?
*bagian ini nih yg males sebenernya, bikin mewek*
Dengan ini, gue izin pamit yak temen2, kakak2, adik2 & rekan2 semua... Gue akan merindukan kalian semua, akan sangat merindukan. Gue cinta banget sama kalian... Kalian semua adalah guru gue, gue belajar banyak dari kalian *salim satu2* Gue bangga pernah satu shift dengan kalian, bangga pernah jadi bagian dari kalian.
Terima kasih, terima kasih banyak atas semua canda tawa amarah dan nasihat serta segala kenangan selama kurang lebih 6 tahun, tentu akan tersimpan rapi dan gak akan pernah gue lupakan...
mohon maaf dari hati yg terdalam kalo ada kata2 yg menyakiti... Sukses & sejahtera buat kalian semua, sampai jumpa, 'til we meet again. Assalamualaikum.
Dengan ini, gue izin pamit yak temen2, kakak2, adik2 & rekan2 semua... Gue akan merindukan kalian semua, akan sangat merindukan. Gue cinta banget sama kalian... Kalian semua adalah guru gue, gue belajar banyak dari kalian *salim satu2* Gue bangga pernah satu shift dengan kalian, bangga pernah jadi bagian dari kalian.
Terima kasih, terima kasih banyak atas semua canda tawa amarah dan nasihat serta segala kenangan selama kurang lebih 6 tahun, tentu akan tersimpan rapi dan gak akan pernah gue lupakan...
mohon maaf dari hati yg terdalam kalo ada kata2 yg menyakiti... Sukses & sejahtera buat kalian semua, sampai jumpa, 'til we meet again. Assalamualaikum.
1 komentar:
Sukses terus brother!
YOU'LL NEVER FEEL ALONE IN EDITOR7 FAMILY
Posting Komentar