Wow, lihat judulnya, pake bahasa Inggris! :)) keliatan keren gak? bwehehe... That's what I'm going to talk about in this post... Sudah lama sekali sebenernya saya ingin membahas hal yang satu ini, tp karena segala sesuatu hal jadi tertunda dan tertunda terus....
Okay, mari kita mulai. Beberapa waktu yang lalu, udah lama banget gw diminta untuk jadi asisten sutradara buat bikin videoklip. Jujur gw gk ada pengalaman sama sekali buat direct²an, tp gw pikir buat pengalaman kenapa nggak... Nah yg bikin gw terkejut ketika briefing tiba² (entah dari mana munculnya) hadir seseorang dengan predikat "TIME KEEPER", yg bertugas mengatur durasi waktu syuting...
Sebelum bicara lebih jauh, mari kita liat deskripsi Wikipedia tentang apa itu Time Keeper:
A timekeeper is an instrument or person that measures the passage of time; in the case of the latter, often with the assistance of a clock or stopwatch. In addition, the timekeeper records time, time taken, or time remaining during events such as sports matches.
Semua deskripsi benar² sesuai, kecuali pada bagian akhir, "the timekeeper records time, time taken, or time remaining during events such as sports matches". Sport matches? are you kidding me? A time keeper in a movie production? Well hold your answer for the title of this post altough maybe now you may have the answer already....
Melangkah lebih lanjut ketika proses produksi. Btw, sebelumnya si time keeper ini memberikan estimasi waktu dari setiap scene yang akan diambil. Yang bikin gw salut adalah, time keeper sangat berdedikasi dalam pekerjaannya dan gak sungkan² untuk menegur, memarahi gw dan sang sutradara. Alhasil hasil syuting tidak maksimal karena jujur gw dihantui oleh si time keeper utk buru² menyelesaikan adegan. Dengan penuh tekanan, gw berusaha utk menyelesaikan scene demi scene.. Dengan teguran "seharusnya lo brief dulu adegannya biar gk makan waktu", gw mencoba gk terpengaruh untuk bekerja semampu gw, walaupun dalam hati ingin rasanya balik berkata: "kalo ada gladi resik sblm syuting, baru dah lu boleh ngomong gitu ke gw!" tp sekali lg saat itu gk pas rasanya gw melakukan hal itu, bisa² waktu suting malah abis buat berdebat :P
Dari semua hiruk pikuk proses syuting, bercampur dengan kekhawatiran sang produser takut proses syuting akan molor, syuting rehat sementara jam 12 siang utk istirahat... Dan ternyata oh ternyata, menurut si time keeper, sebenarnya masih ada waktu tersisa sampai jam 2 utk menyelesaikan scene terakhir sblm istirahat. Wakwaw! Hasrat udah ilang, harga diri ini sudah terlanjur diinjak2, saat itupun gw gk nafsu utk makan. Lebay yak? setidaknya gw jujur hehe...
Setelah makan siang lanjut syuting lagi, lanjutin scene yg katanya msh ada waktu sekitar 2 jam lagi... Kemudian scene berpindah lokasi... di sini menarik, syuting molor kurang lebih 1 jam karena masalah properti. Ke mana perginya si time keeper? Wallahualam.... Pun begitu sampai syuting selesai. Dan yang menarik, proses syuting selesai tepat waktu dan saya merasa kerja nyaman, kerja maksimal TANPA time keeper.
Well the conclusion is, based on the description from Wikipedia and from the story, TIME KEEPER IS NEVER EXIST IN MOVIE PRODUCTION MAKING.
Movie making, directing, is about aesthetic, how could you make something beautiful with your hands tight in a rope?
"keberatan dengan tulisan ini, write something. Fight fire with fire. Lawan tulisan dengan tulisan"
0 komentar:
Posting Komentar